Senin, 06 Juni 2011

[fiksi] kado ulangtahun

              rasanya baru kemarin aku merayakan ulang tahunku yang pertama, ku ingat ayah yang tampan menyalakan lilin di kue ulang tahunku, ibuku yang berparas manis tersenyum saat semua yang hadir menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku, saat itu aku bahagia sekali, bukan karna umurku yang bertambah dewasa, tapi karna banyaknya bungkusan warna warni yang berada di samping kananku, namanya juga anak kecil.

tak kupedulikan kebersamaanku bersama kedua orang tua dan teman-temanku lagi, aku hanya terfokus pada bungkuan-bungkusan itu, rasanya ingin cepat aku mengakhiri pesta dan segera membuka semua bungkusan, ku tak sempat melihat kemesraan antara ayah dan ibu, tak sempat melihat mereka saling mengisi kebahagiaan karna telah menghadirkan aku didunia ini, aku tak peduli, aku terus saja berfikir tentang isi kado2 itu. hingga hari ini, tepat di hari ulang tahunku yang ke 17,

aku tersadar betapa menyesalnya aku tidak ikut berbahagia bersama mereka di hari dulu, sekarang mereka tak hadir di acara ulang tahunku, mereka saling menaruh sakit hati satu sama lain, mereka bercerai, kini bukan lagi hadiah yang kutunggu di hari ulang tahunku ini, yang ku tunggu kedatangan mereka, mereka yang dulu antusias mengadakan acara untukku, aku tak peduli hadiah-hadia itu lagi, jika boleh saja aku tukar segunung kado itu dengan rujuknya kedua orang tuaku, maka aku rela...jika saja mereka mau memberi aku kado seindah itu...
AC_^

[fiksi] mimpi gilaku

ia berangkat dari khayalku, yang selalu memimpikannya menjadi pasangan hidupku, ia hadir dari doaku yang selalu memohon Tuhan sekiranya berkenan menjodohkan aku dengannya, wajahnya yang bersahaja selalu menghiasi layar tv dirumahku, setiap aku mengganti saluran tv, aku selalu mencari wajahnya, ia begitu indah bagiku, ia sempurna sekali,

pembawaannya yang maco membuat semua wanita seantero jagat ini memujanya,  aku bagai fans fanatik yang selalu haus akan berita kegiatannya sehari-hari, walau ku tau ia bahkan tak mengenalku dan agak sedikit gila aku dapat berfikir untuk memilikinya suatu saat nanti, namun, pagi ini, aku membalikkan tubuh saat terbangun, 

aku tersenyum penuh bahagia, kamu yang dulu aku puja puji, aku dambakan, telah 2 tahun menjadi pendamping hidupku, telah menjadi suamiku, masih sedikit tak percaya akan takdir bersamamu ini, membuat aku menjadi sedikit agak gila, aku yang bukan seorang artis terkenal sepertimu, bukan seorang anak kolongmerat, bukan seorang yang berparas bidadari tapi dapat kau jadikan pendampingmu, oh,, tuhan.. karuniamu tiada bertara, kau kabulkan apa yang menjadi doa gilaku selama ini, saat ini, aku selalu percaya dan sangat senang dengan kalimat "apasih yang tak mungkin bagi tuhan?" atau kalimat satu ini "semua kenyataan berangkat dari mimpi-mimpi kita yang mustahil kita lakukan" menurutku kata2 itu sangat berharga, tidakkah aku mengalaminya, au sangat bahagia..suamiku idolaku..
AC_^

[fiksi] semua untuk sahabatku

dia sahabatku,
aku ada di dekatnya di saat dia sedih,
gundah, gelisah dan takut,
aku sesalu setia menemani tawa riang dan kebahagiannya,
walaupun kenyataannya tak pernah ada di saat aku membutuhkannya,

               aku tak pernah mengeluhkan hal itu, karna ku tau persahabatan tak kenal rasa rugi, hari ini ia menikah, baju putih bersulam benang becorak emas tlah di pilihnya untuk menghias tubuhnya yang semampai, ia terlihat cemas, sesekali ia terlihat menengok keluar memastikan aku tak kan berbuat hal ceroboh pada hari bahagianya itu, ia takut aku akan mengacaukan pernikahannya, pernikahannya dengan seseorang yang baru kemarin mengambil keputusan memutuskan jalinan cintanya denganku.

ya, yang akan di nikahi sahabatku hari ini tidak lain adalah sang pujaan hatiku yang dulu dengan sabar aku rajut jalinan kasihku kurang lebih 5 tahun dan harus berakhir begitu saja karna sahabat ku sendiri,
penyesalan pernah mengenalkan pangeran hatiku itu padanya terus menghantuiku,
kata "seandainya saja" terus terfikir,
namun apa mau dikata,
mungkin mereka memang berjodoh,
aku yang akhirnya memilih mundur berpura-pura bahagia melihat sang mantan mengucap ijab kabul yang seharusnya untukku, pura-pura tegar dengan pengkhianatan terkejam dan menggenggam erat kata persahabatan, berpengang teguh pada naluri pertemanan,

           entah sampai kapan hati menyimpan rasa kasih sayang yang begitu besar untuk sahabatku ini, hingga saat tersedar, pisau belati tlah kutancapkan tepat di jantung sahabatku yang tercinta, darah merah segar mengalir, semua orang panik, aku tak kuasa,, apa yang kulakukan, harus beginikah akhir persahabatanku?, aku tak tau, aku tlah jadi psakitan,

"maafkan aku sahabat, sesekali rasakan jugalah psakitanku ini... "
AC_^

[fiksi] kesalahan bersama

semua orang berkata aku hina, anakku juga tak luput dari cacian,
mulut mereka begitu bising membicarakan kami berdua....

hanya hidup beberkal kesabaran, gencarnya berita-berita pahit tentang kami telah tersebar,
pelacur,
permpuan tak tau malu,
anak haram,
tak punya malu,
wanita panggilan,
sampah masyarakat,

tak pernah absen dari mulut mereka yang tiada lain untuk membuatku sedih dan terpuruk.
aku terima segala hinaan, ku usap penuh mesra anakku,

"sayang jangan khawatir bunda kan melindungimu"

walau tlah berusaha menenangkan sang buah hati,
tetap saja ia tetap menangis menahan ketakutannya, aku yang berdosa,
ia pun harus memnerimanya pula, sang kekasih yang di harap dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya, telah gugur sebelum menikahiku, ia pergi saat berusaha mengumpulkan beberapa lembar rupiah untuk memenuhi persyaratan pernikahan kami, ia dan anak kami begitu mirip, membuat aku lebih tegar, seerasa saj ia hadir di dalam diri anak kami, walau berbagai cacian terus melukai bathin ini, namun lebih dari cukup pengobat lukaku, anakku, pemberian terakhir kekasihku untukku, untukku jaga dan besarkan, agar kelak tak mengikiti jejak kami berdua, yang berakhir seperti ini...

"anakku jangan pernah berbuat dosa, walau secuilpun, itu akan menyakitkan bunda, janji ya nak"
kata-kata yang selalu ku katakan menjelang sibuah hati tidur berharap menjadi pengagan hidupnya kelak...
AC_^

[fiksi] aku tidak CACAT lagi

masih sangat membekas di memoriku saat kemarin lusa kamu datang , tersenyum dan berkata didepan kedua orang tuaku, kamu, kamu mau serius, dengan berbekal cincin bertahtah permata biru itu kamu datang, 

air mta bundaku mengalir, bukan karna sedih, kebahagiaan telihat jelas menghampirinya, ayahandaku tersenyum menahan haru, tanpa basa-basi mengucapkan kata ya, 

saya terima lamarannya, 

terimakasih telah setia dengan ananda kami, meski sekarang ia tak sesempurna dulu meski sekarang ia akan banyak menghabiskan hidupnya di kursi roda, terimakasih nak,, untuk cintamu yang tanpa pamrih dan tulus pada ananda kami, dan masih teringat jelas senyuman yang menghantarkan jawabanmu, 

"ia boleh saja tak sesempurna dulu pak, tapi, saya yakin hati dan bathin ananda bapak begitu sempurna untuk di bilang cacat" 

mendengar jawaban itu, aku terperanjat, betapa tulusnya kamu, betapa beruntungnya aku dipersunting olehmu, betapa bahagianya aku walau hanya hidup tanpa kedua kaki, tapi mendapat pijakan yang lebih sempurna dari pada kakiku dulu, kamu tempatku bersandar, kamu yang mau menerima aku apadanya, dan kamu yang hari ini syah menjadi suamiku, 

"sayang, ku mohon jangan pernah berubah ya" pintaku
AC_^

[fiksi] surat mengenai dia dan aku

Dear yang kusayangi,


                  sayang, ini surat pertamaku untukkmu, dibalik kejadian semalam saat jemari itu, menggenggam penuh harapan, harap yang tak tau tujuan, taukah kamu aku tau semalam kemarin kamu terus memikirkan ia atau aku, ia yang mengisi hatimu dulu, atau aku yang kini kau genggam erat tangannya, ia yang mampu bertahan cukup lama denganmu, atau aku yang belum pernah sekalipun menjalin kasih denganmu sebelumnya, ia yang tak di restui orang tuamu, atau aku yang selalu penuh puja puji kedua malaikatmu itu,

ia yang hanya karna berbuat sedikit masalah kecil hingga membuatmu sedikit terluka atau aku yang belum pasti memberimu luka atau kebahagiaan yang kamu impikan,
               
                  kamu lagi-lagi dilema keadaan, dia sayang dan aku cinta, dia ragamu dan aku nyawamu, tanpa raga nyawa tak berarti, tanpa nyawa raga tak mampu hidup, kamu terlalu keterlaluan mencinta,bukan berarti berhak memiliki semuanya, jangan pernah berfikir untuk memilih keduanya, pilih saja, pilihan hati, bukan karna aku bukan dia, dan dia seperti aku, bukan karna egomu, bukan karna orang tuamu, bukan karna status.

aku tak banyak tau ia menunggumu atau tidak dan aku, jujur aku menuggumu..

TTD yang mencintaimu
AC_^

cinta dan cita

cita cita sejuta umat, menjadi seorang sarjana
cinta yang juga menjadi salah satu keinginan terbesar manusia
kawan, apa sih arti cita-cita buat kamu? kalau cinta? ehm,, sama-sama pengen diraih kan, sama-sama mesti di perjuangkan, mesti di jaga, mesti sama-sama perlu restu orang tua xixixixix XD, bener gak sih, iya, kan, secara mengejar cita-cita bukanlah hal mudah seperti membalikkan kedua telapak tangan saja, mesti perlu susah payah, belajar giat, dan bersungguh-sungguh, ehmm,, sama deh ama cinta, mesti di perjuangkan juga, di jaga juga, bener gak? hihihi, semua orang butuh citanya terkabul dan butuh cintanya juga, so, fighting !! untuk cita dan cinta kita ;)
AC_^